Perlengkapan Kapal "Sistem Jangkar"
BAB II
PERLENGKAPAN KAPAL
2.1. SISTEM JANGKAR
Sistem jangkar merupakan salah
satu dari komponen kapal yang berguna untuk membatasi olah gerak kapal pada
waktu berlabuh diluar pelabuhan agar kapal
tetap pada kedudukannya
meskipun mendapatkan tekanan oleh arus laut,
angin, gelombang dan sebagainya.
Selain itu juga berguna untuk membantu dalam
penambatan kapal pada saat diperlukan,
misalnya bila sewaktu-waktu kapal harus berhenti disuatu tempat karena sesuatu hal seperti
kerusakan mesin atau harus berhenti diluar pelabuhan dan sebagainya, maka kapal
akan membuang sauh, agar kapal tidak hanyut oleh arus maupun oleh angin.
Jumlah
dan ukuran jangkar pada kapal ditentukan berdasarkan peraturan dari Biro Klasifikasiseperti BKI, LR, ABS dll.Jangkar
(Anchor) merupakan bagian dari
sistim tambat kapal (mooring system).
Bagian-bagian perlengkapan jangkar meliputi :
·
Jangkar (anchor)
·
Rantai jangkar (anchor chain)
·
Pipa rantai jangkar (hawse-pipe)
·
Penahan rantai (chain stopper)
·
Bak penyimpan rantai jangkar (chain locker)
·
Mesin untuk mengangkat /menurunkan rantai jangkar (windlass)
A. PERENCANAAN
SISTEM
JANGKAR
Perencanaan/susunan penjangkaran
harus dilengkapi guna :
·
Dengan cepat menurunkan jangkar haluan,
mengeluarkan/mengulur kabel rantai sesuai kedalaman yang dibutuhkan dan
menghentikan jalannya secara halus (dilakukan oleh anchoring machinery).
·
Menarik rantai jangkar berikut jangkarnya (dilakukan oleh
anchoring machinery).
·
Mengikat rantai jangkar dengan pasti pada badan kapal saat
membuang sauh dan dalam pelayarannya tak ada rantai yang diberikan bergerak
yang dapat membahayakan.
·
Menempatkan jangkar pada lambung dengan baik (stoper).
·
Dapat menyimpan dan menempatkan jangkar dengan mudah
(berhubungan dengan desain).
·
Dapat meluncurkan jangkar dan rantainya dengan cepat dari
lambung dan menjatuhkanya keluar lambung (pengaman rantai terhadap lambung).
·
Dengan cepat mengeluarkan jangkar dari rantainya.
Ditinjau dari kegunaannya maka jangkar beserta
perlengkapannya harus memenuhi persyaratan antara lain:
·
Jangkar-jangkar di atas kapal harus memenuhi persyaratan
mengenai beratnya,
jumlah dan kekuatannya.
·
Panjang, beratnya dan kekuatan rantai jangkar harus
cukup.
·
Rantai jangkar harus diikat dengan baik dan ditempatkan
sedemikian rupa sehingga dapat dilepaskan dari sisi luar bak rantainya.
·
Peralatan jangkar termasuk bentuknya, penempatannya, dan
kekuatannya harus sedemikian hingga jangkar itu dengan cepat dan mudah
dilayani.
·
Harus ada jaminan, agar pada waktu mengeluarkan rantai,
dapat menahan tegangan-tegangan dan sentakan-sentakan yang timbul.
Berdasarkan pada ketentuan diatas
maka setiap perlengkapan jangkar mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
1. Letak jumlah dan berat jangkar.
2. Ukuran dan panjang rantai jangkar.
3. Mekanismenya.
B. SISTIM
KERJA JANGKAR
Jangkar
(3) ditarik dengan melalui hawse pipe
(5) jangkar yang terkait dengan
menggunakan joining shackle dan dilengkapi dengan swivel sehingga apabila
jangkar berputar maka rantai jangkar (9) tidak melilit dan rantai akan
melalui chain stopper (8) yang terpasang digeladak. Selanjutnya rantai ditarik
oleh drum (gipsy) mesin jangkar (10) yang berputar dengan penggerak
motor listrik .Kemudian rantai ditarik masuk melalui spurling pipe (12) terus turun masuk ke bak rantai (13) dan pada ujungnya rantai dikaitkan
pada chain slip
dengan dikaitkan pada segel penghubung seterusnya segel ini dikaitkan pada
cable clinch kaitan yang dipasang kuat
pada salah satu konstruksi kapal seperti frame. Rangkaian rantai pada
bagian ujung dalam dekat dengan bak rantai (13) dilengkapi slip hook dibagian chain slip ini saat darurat dapat dengan mudah dilepas.
Gambar 1.1.Sistem jangkar
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. JANGKAR
(ANCHOR)
Jangkar merupakan alat labuh yang
mempunyai bentuk dan berat khusus yang akan diturunkan kekedalaman air sampai
dengan dasar, sehingga pada saat jangkar diturunkan maka kapal sangat terbatas
pergerakkannya dengan posisi jangkar dan panjang rantai yang diturunkan, hal
ini untuk menahan supaya kapal tidak bergerak dan tetap dalam posisinya.Jangkar ini dirangkaikan dengan rantai jangkar yang
pergerakan turun dan naiknya diatur dengan menggunakan mesin jangkar (anchor
windlass) yang dipasang diatas forecastle deck.
Bahan atau material untuk
jangkar adalah besi cor, tetapi ada pula dari bahan baja tuang, bahan-bahan ini
harus memenuhi peraturan kelas dan lulus dalam pengujian material.
A. Menurut
kegunaanya
1. Jangkar Haluan (Bower Anchor)
Jangkar utama yang digunakan
untuk menahan kapal pada waktu berlabuh dan
selalu siap terpasang pada lambung kiri dan kanan pada haluan kapal. Selain dua
buah jangkar utama, juga terdapat jangkar cadangan dimana berguna sebagai
pengganti jangkar utama bilamana salah satu dari jangkar utama tersebut hilang,
jangkar ini ditempatkan di muka dekat
haluan kapal agar selalu siap bilamana diperlukan.
2. Jangkar Arus (Stream Anchor)
Jangkar arus memiliki ukuran
lebih kecil kira-kira 1/3 kali berat jangkar haluan. Jangkar arus dipergunakan untuk menahan kapal terhadap arus dari buritan
dan agar
kapal tidak berputar pada waktu berlabuh dalam arus.
Pada
kapal-kapal penumpang yang besar, kadang-kadang jangkar ini ditempatkan di ulup
(geladak
pendek yang terletak di bawah geladak menerus), apabila demikian
halnya maka jangkar tersebut dinamakan jangkar buritan dan beratnya sama dengan
jangkar haluan. Oleh karena itu bila ada jangkar buritan, maka tak perlu ada
jangkar haluan cadangan.
3. Jangkar Cemat ( Kedges Anchor)
Pada
kapal tertentu dilengkapi dengan jangkar cemat yang memiliki ukuran dan berat ±1/5 kali jangkar haluan. Jangkar cemat digunakan
untuk menambangkan jangkar haluan pada
saat kapal kandas.
Jangkar sekoci dipergunakan untuk menahan sekoci,pada waktu sekoci berlabuh.
Ukurannya kecil dan dapat diangkat oleh satu orang.
B. Menurut
konstruksinya
Jangkar
dibagi dalam 2 jenis yaitu:
1. Jangkar dengan lengan bergerak tanpa tongkat
(Stockless Anchor)
Merupakan
jenis jangkar haluan yang banyak digunakan pada kapal – kapal ukuran
besar, jangkar
tipe ini memiliki tiang jangkar yang dapat bergerak Jangkar type ini
sangat efektif bekerjanya, pada saat jangkar diturunkan maka bagian
lengan akan bergerak kearah bawah dikarenakan adanya engsel pada bagian mahkota
jangkar (crown), lengan dapat bergerak dengan sudut mencapai 45o.Dengan posisi demikian maka bagian lengan jangkar akan
menancap kedasar laut lebih efektif,
sehingga pada saat tertarik oleh rantai jangkar dengan posisi tiang jangkar
sejajar dasar laut maka jangkar akan semakin menancap . Untuk melepas dan
mengangkat jangkar, posisi rantai jangkar ditarik tegak dan saat tiang jangkar
pada posisi kearah tegak maka lengan jangkar akan terungkit sehingga
cengkeraman jangkar lepas dan jangkar ditarik keatas.
Keterangan :
1. Segel jangkar
2. Tiang jangkar
3. Telapak jangkar
4. Mahkota jangkar
5. Lengan jangkar
6. Ujung
jangkar
|
Gambar 1.2.
Stockless Anchor
Gambar 1.3. Posisi Stockless Anchor
Posisi jangkar didasar laut
-
Stockless anchor dimana
batang dan lengan-lengannya dihubungkan dengan engsel dan
dapa tbergerak 45o kekanan dan kekiri.
-
Setelah didasar laut kedua sendoknya/kukunya akan segera menghadap
tanah/dasar sehingga pada waktu ditarik akan segera masuk kedalam dasar laut,
-
Dalam kondisi apapun jangkar kekiri atau kekanan akan tetap makan/tancap.
2. Jangkar dengan lengan tak bergerak
dilengkapi dengan tongkat (Stock Anchor)
Jangkar dengan lengan tak bergerak dan dilengkapi dengan tongkat (stock
anchor). Jangkar ini umumnya hanya dipakai oleh kapal-kapal kecil , sedang pemakaiannya pada kapal besar hanya dipakai jangkar arus.
Gunanya tongkat adalah untuk memaksa agar telapak jangkar masuk kedalam laut.
Gambar 1.4. Jangkar Admiral
(Stock anchor)
Keterangan
1. Dada 4.
Batang
2. Tongkat 5.
Telapak
3. Segel 6.
Mahkota
Gambar 1.5. Posisi Jangkar Admiral
(Stock anchor)
Posisi jangkar didasar laut
- Setelah jangkar dijatuhkan sampai didasar laut maka
salah satu kuku dan lengannya akan
menghadap kedasar laut (tanah),
- Jika batangnya bekerja sejajar dengan dasar laut maka kuku dan lengan jangkar akan tertarik/menancap kedasar laut.
-
Tongkatnya akan selalu terletak mendatar didasa laut.
Disamping pembagian tersebut, terdapat jenis-jenis lain
tetapi pemakaiannya amat jarang dan untuk kebutuhan-kebutuhan tertentu juga
untuk kapal khusus, misalnya :
·
Jangkar berlengan
banyak
·
Jangkar spesial
Gambar 1.6.
Beberapa macam-macam jangkar
Ketika kapal bertambat gaya-gaya
yang bekerja pada jangkar, antara lain:
·
Gaya tekanan angin yang ada pada batas di atas permukaan
air. Dalam hal ini super structure dan deck house perlu diperhitungkan.(F
winds)
·
Gaya tekanan air pada bagian bawah (bottom). (F water)
·
Gaya inersia yang ditimbulkan oleh gelombang (pitching dan
rolling). (Fwaves)
Perlengkapan tambat dipasang untuk menahan gaya-gaya tersebut ketika bertambat di laut dan untuk menahan kapal pada posisi yang stasioner ketika berlabuh di dermaga.
Perlengkapan tambat dipasang untuk menahan gaya-gaya tersebut ketika bertambat di laut dan untuk menahan kapal pada posisi yang stasioner ketika berlabuh di dermaga.
C. Perawatan jangkar
Untuk merawat
jangkar, pada setiap kapal yang sedang naik dok, jangkar dibersihkan dari
kotoran dan karat dengan menggunakan palu, kemudian disikat dengan sikat kawat
sehingga bersih dicuci dengan air tawar, baru kemudian dicat sampai rata,
pengecatan dapat dilakukan dua atau tiga lapisan.
3.2. RANTAI JANGKAR (ANCHOR CHAIN)
Rantai
Jangkar merupakan rangkaian sambungan antara halkah-halkah yang panjangnya
mencapai 15 fathoms (27.5 m). Potongan-potongan yang panjangnya 15 fathoms
tersebut dimana rantai jangkar dihubungkan / disambung melalui suatu alat yang
dinamakan segel.
Setiap
segel rantai terdiri dari rangkaian mata rantai, setiap mata rantai terdapat
stud atau dam ditengahnya yang berfungsi memperkuat mata rantai dan menahan
supaya mata rantai tidak mudah berputar dan menambah kekuatan.
A. Segel rantai jangkar terdapat 2 jenis
dan macam segel yaitu :
1. Segel biasa (segel rantai)
2. Segel patent (segel kenter)
Gambar 1.7. Rantai jangkar
1. Segel Biasa
(segel rantai)
Jika kedua ujung rantai disambungkan dengan segel rantai, Jumlah mata rantai pada setiap segel
harus memiliki jumlah ganjil supaya ujung-ujung
sambungan akan memiliki posisi yang sama dan kedudukan rata/mendatar. Segel sambung yang menghubungkan setiap 15 fathoms, panjang rantainya harus dipasang dengan
lengkung menghadap ke arah jangkarnya, agar pada waktu lego jangkar dapat licin
dan tidak merusakkan mata spil jangkar.
Keterangan :
a. Bagian
lengkung
b. Baut
c. Pen
|
Gambar 1.8. Segel Biasa
2. Segel Patent
(segel kenter)
Segel patent
terdiri dari beberapa bagian yang dapat dilepas antara lain :
-
2 potongan setengahsegel
-
1 dam/sengkang
-
1 borg pen
Bentuk segel
patent sama dengan bentuk halkah-halkah rantai jangkar
Gambar 1.9. Segel Patent (segel kenter)
Cara memasang segel patent (segel kenter)
:
-
Potongan setengah halkah (a) dimasukkan kedalam potongan
setengah yang lain (b) dengan cara menggeserkan kearah horizontal,
-
Dam / sengkang (c) dimasukkan didalam alur yang terdapat
diantara kedua potongan setengah halkah tersebut,
-
Pen yang berbentuk segi enam (d) dimasukkan kedalam
lubang yang menembus kedua potongan halkah dan sengkang (dam) dan selanjutnya
lubang ditutup dengan timah cor supaya tidak terlepas.
Keterangan :
- End link(mata ujung)
- Enlarged(mata besar)
- Swivel(mata putar)
- Common link(mata biasa)
|
Gambar 1.10. Macam-macam nama mata rantai
C. Merkah (Tanda pada Segel)
Merkah/tanda pada
segel diperlukan dan
harus dibuat oleh
sebuah rantai jangkar yang
dipakai dikapal. Dengan mengetahui merkah/tanda pada segel maka dapat diketahui berapa panjang rantai yang telah dikeluarkan(dilego).
Panjang
rantai jangkar ditentukan dengan “shackles”
menurut Biro Klasifikasi Indonesia (BKI)
1 shackles = 15 fathoms = 25 meter.
1 shackles = 15 fathoms = 25 meter.
Jumlah panjang rantai jangkar yang besar antara 240–
330 depa (fathoms). Maksimum panjang total
rantai jangkar adalah 330 fathoms=
604 meter, jadi untuk masing-masing jangkar panjang maksimumnya=
302 meter.
Untuk
setiap perintah
lego jangkar
dapat diketahui
dari berapa segel yang dikehendaki, disamping itu
pula dengan adanya segel yang telah diberi
tanda/merkah (nomer segel) mempermudah untuk melihat dan membaca jumlah segel yang telah dilego.
Pada umumnya tanda/merkah pada segel-segel rantai
jangkar menggunakan lilitan kawat pada sengkang/dam dari
halkah yang mengapit segel, atau menggunakan cat
warna putih sepanjang ± 0,5-1,0 meter agar merkah/tanda dapat dilihat jelas pada malam hari
atau pada saat cuaca buruk.
Contoh pemasangan merkah/tanda
pada
segel rantai jangkar
adalah sebagai berikut:
1. merkah pada segel I, lilitan kawat dan cat pada sengkang/dam halkah pertama didepan dan belakang segel I, (lihat gambar 1.7.)
2. merkah pada segel II, lilitan kawat dan cat pada sengkang/dam halkah kedua didepan dan dibelakang segel II,
3. merkah pada segel III, lilitan kawat dan cat pada sengkang/dam halkah ketiga didepan dan dibelakang segel III dst.
D. Rantai Pelopor
Rantai pelopor itu berada pada susunan rantai jangkar yang letaknya diantara jangkar dengan segel yang pertama
Kegunaannya:
Kegunaannya:
1.Jika ingin melepas jangkar cukup dirantai pelopor saja, tidak perlu melepas/membuka rantai sepanjang segel rantai yang pertama,
2.Pada ujung rantai pelopor dekat jangkar dipasang kili-kili (swivel) agar jangkar bebas bergerak dan
dapat masuk pada ulup dengan baik.
Kabel baja sebagai alternative pengganti rantai
jangkar, wire ropes dapat digunakan untuk ukuran kapal tertentu dengan
ketentuan :
·
Panjang kapal kurang dari 30 m, dua set wire rope
dapat digunakan sebagai pengganti rantai jangkar.
·
Untuk panjang kapal antara 30m – 40 m salah satu rantai
jangkar dapat digantikan oleh wire ropes.
·
Panjang wire rope harus 1,5 kali dari persyaratan panjang
untuk jenis penggunaan rantai kapal dengan batas kekuatan tarik dan beban putus
sama dengan rantai.
Namun
demikian untuk penggunaan wire rope, tetap harus dipasang rantai antara wire
ropes dengan jangkar sepanjang 12,5 m atau paling tidak sepanjang antara
jangkar dengan mesin jangkar saat posisi jangkar
di Haswe Pipe.
Gambar 1.11. Kabel baja (seling) sebagai pengganti rantai
E. Perawatan rantai jangkar
Bagian
yang paling ujung yaitu sepanjang 15 fathoms yang pertama yang
dihubungkan dengan jangkar akan mengalami keausan lebih awal dari segel-segel
yang lain..
Agar kerusakan-kerusakan rantai itu merata maka pada waktu kapal di dok 15
fathoms yang pertama dilepaskan lalu dipasang pada bagian yang belakang. Jadi
kedudukan sekarang ialah 15 fathoms yang kedua menjadi 15 fathoms yang pertama,
15 fathoms yang ketiga menjadi 15 fathoms yang kedua dan seterusnya,
sedangkan 15 fathoms yang pertama menjadi 15 fathoms yang terakhir. Tiap kali
naik dok hal ini dilakukan secara rotari seperti hal di atas. Jangan sampai terjadi bahwa setiap
kali naik dok rantainya hanya di balik saja yaitu segel terakhir menjadi segel
yang pertama dan begitu selanjutnya sehingga yang mengalami kerusakan adalah
segel-segel bagian ujung-ujungnya saja.
Pemindahan segel-segel itu adalah sebagian dari salah satu cara perawatan
yang harus dilakukan, sedangkan uasaha perawatan lain yang pokok adalah bahwa
setiap kapal naik dok, semua rantai harus diturunkan, lalu dibebaskan dari
karat, kemudian disikat dengan sikat kawat sehingga bersih, baru kemudian di
koelteer. Jangan sekali-kali dilupakan bahwa swivel harus selalu dapat berputar
dengan baik dengan jalan merawat seperti yang disebutkan diatas.
3.3. PIPA RANTAI JANGKAR (HAWSE PIPE)
Pipa
rantai jangkar (hawse pipe) merupakan lubang yang dilalui rantai jangkar yang
konstruksinya terletak dilambung kapal dibagian kiri (PS) dan kanan (SB) ataupun di
tengah haluan
kapal hingga geladak depan (forecastle deck). Untuk mengurangi gesekan antara rantai
dalam bibir yang menembus dek, biasanya dapat juga dipasang rol yang dapat
berputar terhadap suatu poros. Pipa rantai jangkar ini juga merupakan posisi dan tempat
jangkar dikapal, bagian tiang jangkar akan masuk kedalam lubang pipa rantai
jangkar (hawse pipe).
A. Beberapa
hal yang harus diperhatikan dalam penempatan hawse pipe yaitu:
·
Dalam pengangkatan jangkar dari air laut tidak boleh membentur bagian depan kapal
pada waktu kapal dalam keadaan trim +5o .
·
Tiang jangkar harus masuk kelubang rantai jangkar meskipun
letak telapak jangkar tidak teratur.
·
Lengan dan telapak jangkar harus dapat merapat ke lambung kapal untuk menghindari
benturan / getaran pada saat kapal berlayar atau terkena ombak..
·
Jangkar harus dapat turun denganberatnya sendiri
tanpa rintangan apapun.
·
Dalam pelayaran jangkar jangan sampai menggantung di air.
·
Panjang pipa rantai harus cukup untuk masuknya tiang
jangkar.
·
Lengkungan lubang pipa rantai digeladak dibuat sedemikian rupa hingga
mempermudah masuk atau keluarnya rantai jangkar sehingga gesekan dapat dijaga seminimum
mungkin .Selain itu lubang dilambung jangan sampai membuat sudut yang terlalu
tajam.
·
Untuk kapal yang mempunyai tween deck, pusat dari pipa
rantai harus sedemikian hingga letak pipa rantai tersebut tidak memotong geladak bagian bawah.
·
Dalam pembuatan hawse pipe harus diperhitungkan panjangnya
supaya mencukupi untuk panjang tiang jangkar.
·
Konstruksi pemasangan hawse pipe harus memenuhi ketentuan
dari badan klasifikasi.
Diameter dalam hawse pipe tergantung
dari diameter rantai jangkar sendiri, sehingga rantai jangkar dapat keluar
masuk tanpa hanlangan.Diameter bagian bawah dibuat lebih besar antara 3-4 cm
dibandingkan dengan atasnya. Umumnya dapat dipakai sebagai pedoman untuk
diameter jangkar d = 25 m/m maka diameter dalam hawse pipe = 10,4 d.
Gambar 1.12.Lubang masuknya tiang jangkar (Hawse pipe)
B. Perawatan pipa rantai jangkar
Untuk pemeliharaan pipa rantai ini di kapal, biasanya pada bagian dalam
pipa ini ditembus suatu pipa untuk memancarkan air dari suatu pompa. Fungsi
pancaran air ini selain untuk membersihkan rantai dari lumpur pada waktu
ditarik keatas, juga untuk membersihkan bagian dalam pipa rantainya. Selain
itu, pipa rantai ini secara periodik harus di koelteer bagian luar dan dalam
untuk mencegah timbulnya karat.
3.4. PENAHAN RANTAI(CHAIN STOPPER)
Chain stopper pada umumnya dipasang
antara mesin jangkar dengan hawse pipe yang berguna menahan tarikan rantai dan
jangkar saat kapal sedang berlabuh. Chain stopper harus memiliki kemampuan
beban putus 80% dari beban putus rantai, dan dipasang secara baik dan posisi
yang tepat diatas geladak (forecastle deck), dan geladak didaerah ini juga
harus diperkuat. Dengan memiliki kegunaan yang sama ada kalanya beberapa mata
rantai diikatkan pada rantai jangkar didaerah hawse pipe untuk menahan beban
rantai dan jangkar, namun demikian alatini tidak dapat dianggap sebagai chain
stopper.
Gambar 1.13. Chain Stopper/ Cable stopper
3.5. BAK PENYIMPAN RANTAI JANGKAR (CHAIN LOCKER)
Bak
rantai adalah tempat penyimpan rantai jangkar, penempatan yang terbaik sesuai
dengan posisi mesin jangkar, pada umumnya bak rantai terletak dibagian depan
kapal didepan sekat tubrukan dan diatas tangki haluan (fore peak tank). Biasanya
bagian dalam bak dilapisi dengan kayu untuk mencegah benturan langsung antara
rantai dengan plat bak rantai, dipasang pula plat kupingan untuk tempat
pengikatan ujung rantai, sedangkan bagian bawah biasanya dibuatkan kotak tempat
pengumpul air yang dihubungkan dengan pompa.
A. Beberapa
hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan bak rantai dan sesuai dengan
ketentuan dan persyaratan badan klasifikasi :
·
Volume bak rantai masing-masing harus dapat menampung
seluruh volume rantai sesuai dengan panjang rantai dan diameter rantai yang
disyaratkan oleh badan klasifikasi.
·
Bak rantai harus dibuat dan diletakkan pada posisi sehingga
dalam pengoperasian mesin jangkar, rantai jangkar dapat ditarik dengan mudah
dari bak rantai.
·
Pada bak rantai harus dipasang perlengkapan pengikat dari
ujung rantai kapal bagian dalam, pengikatan ujung rantai jangkar biasanya
menggunakan “D”shackle yang cukup kuat dan memiliki kekuatan tidak kurang dari 15%
beban putus dari rantai jangkarnya.
·
Perlengkapan untuk melepas bagian pengait ujung rantai
jangkar tersebut dalam keadaan darurat harus dapat dilepas dari luar bak
rantai.
·
Pada bak rantai bagian bawah pelat dibuat berlubang untuk
jalan keluarnya kotoran /lumpur yang terbawa oleh rantai, dan dibawah nya
terdapat kotak Lumpur yang dengan mudah dapat dibersihkan. Pada bak rantai
untuk kapal-kapal
ukuran tertentu saat ini harus dilengkapi dengan pipa drainase untuk pembuangan
air dan Lumpur keluar.
·
Dinding bak rantai ada yang dilapisi dengan lembaran kayu
untuk mengurangi suara berisik karena benturan rantai jangkar. Untuk dinding
pelat dilapisi dengan cat khusus tahan air laut sejenis epoxi.
·
Pada dinding bak rantai dilengkapi dengan lubang masuk orang
atau manhole untuk keperluan pada saat pemeriksaan bak rantai ataupun
pembersihan. Pada sekat pemisah biasanya dilengkapi dengan anak tangga, bentuk
anak tangga tidak boleh mengganggu operasi rantai jangkar yaitu dengan cara
melobangi dinding sebagai tempat pijakan kaki.
B. Perawatan bak penyimpan rantai jangkar
Untuk perawatan, bagian luar dan dalam bak rantai harus di koelter sehingga
pengkaratan pada plat dapat dihambat. Demikian juga lapisan kayu di koelteer
pula. Setelah hibob jangkar, air yang terdapat dikotak pengumpulan harus
segera di pompa keluar agar air laut
tidak tergenang disitu.
3.6. MESIN JANGKAR ( ANCHOR WINDLASS )
Mesin
jangkar merupakan mesin derek jangkar yang dipasang dikapal guna keperluan mengangkat
dan mengulur jangkar dan rantai jangkar melalui tabung jangkar (hawse pipe). Rem disediakan untuk kontrol dan
windlass biasanya didukung oleh sebuah motor listrik atau hidrolik. Pada
prinsipnya, kerja windlass adalah bahwa jangkar harus dapat turun dengan bebas
karena berat jangkar sendiri, dan sebaliknya, harus mampu hibob jangkar pada
satu rantai, atau kedua rantai kiri dan kanan bersamaan sekaligus.
Gambar 1.14.
Mesin penarik jangkar (Windlass)
Bagian-bagian mesin jangkar antara lain terdiri dari :
o Mesin/motor yang digerakan oleh
diesel/elektrik,
o
Spil/wildcat merupakan gulungan/thromol yang dapat
menyangkutkan rantai
jangkar pada saat melewatinya,
o Kopling atau peralatan yang dapat
melepaskan atau menhubungkan spil dengan mesin,
o Band rem untuk mengendalikan spil
apabila tidak dihubungkan dengan mesin,
o Roda-roda gigi, dihubungkan dengan
poros,
o Tromol/gypsies, untuk melayani tros
kapal dipasang pada ujung-ujung dari poros utama.
Pemilihan windlass dilihat dari segi ukurannya
tergantung dari beberapa hal antara lain ;
- Ukuran kapal
- Service dari kapal
- Berat jangkar dan rantai jangkar
- Losses akibat gelombang air
- Losses akibat gesekan dari
hawspipe (30%-40%)
A. Penggerak mesin jangkar menurut sumber tenaga dibagi atas
tiga yaitu :
a. Windlass dengan penggerak tenaga uap
Jenis wind lass ini dapat digunakan pada kapal tanker karena kapal ini dilengkapi dengan boiler Bantu untuk menghasilkan uap. Penggerak ini sangat menguntungkan karena uap mempunyai resiko kebakaran yang kecil dan juga dapat digunakan sebagai pemadam kebakaran dan pada pembersihan tangki.Akan tetapi instalasi pipa dan peletakan mesin penggerak ini membutuhkan banyak tempat di geladak dan kerjanya bersuara berisik.
b. Windlass dengan penggerak tenaga listrik
Jenis wind lass ini banyak digunakan pada kapal-kapal modern kecuali kapal-kapal yang mengangkut muatan yang memiliki resiko mudah terbakar atau meledak akibat percikan api dari listrik. Peralatan ini tidak berisik dalam kerjanya dan tidak membutuhkan banyak tempat di geladak akil dan geladak dalam kondisi bersih.
c. Windlass dengan penggerak elektro hidrolik
Penggerak windlass yang menggunakan mesin hidrolik memakai arus bolak-balik. Mesin ini diletakkan pada geladak di bawah wind lass. Tenaga diisi oleh motor listrik berkecepatan tetap. Peralatan ini terdiri dari motor listrik, pompa torak hidrolik, motor hidrolik, poros dan roda gigi, kepala penggulung tali tambat, wild cat, pompa pengeluaran minyak hidrolik, roda tangan dan katup relief.
B. Type Windlass
a. Horizontal windlass
Adalah type windlass yang mempunyai
poros (poros dari wildcat, gearbox utama, dan gypsy head) yang horizontal
dengan deck kapal. Windlass horizontal digerakan oleh motor hidrolis dan motor
listrik ataupun oleh mesin uap. Windlass jenis ini lebih murah dalam
pemasangannya tapi dibutuhkan perawatan yang lebih sulit karena permesinannya
yang berada diatas deck dan terkena langsung dengan udara luar dan gelombang.
b. Vertikal windlass
Vertikal windlass adalah type
windlass yang mempunyai sumbu poros dari wildcat yang arahnya vertikal terhadap
deck kapal. Biasanya motor penggerak dilengkapi gigi, rem dan permesinan lain
yang letaknya dibawah deck cuaca dan hanya wildcat dan alat control saja yang
berada diatas deck cuaca. Hal itu memberikan keuntungan, yaitu terlindunginya
permesinan dari cuaca. Keuntungan lainnya adalah mengurangi
masalah dari relative deck defleksion dan menyerdehanakan instalasi dan
pelurusan dari windlass. Untuk mneggulung tali tambat (warping),
sebuah capstan disambungkan pada poros utama diatas windlass. Windlass vertikal
mempunyai fleksibilitas yang tinggi dalam menarik jangkar dan pengaturan
mooring.
Windlass dibuat sedemikian rupa
sehingga memenuhi persyaratan sebagai berikut:
·
Mampu menarik jangkar beserta rantainya meskipun jangkarnya
tertancap dalam didasar laut.
·
Dapat menarik setiap rantai, maupun kedua-duanya dalam waktu
yang bersamaan.
·
Dapat mengarea (melepaskan ) setiap rantai maupun
kedua-duanya dalam waktu yang bersamaan.
·
Kecepatan pada waktu melepaskan harus dapat diatur pada
setiap sisi rantai(kiri atau kanan).
·
Dapat menarik rantai dan bersamaan dengan itu melepaskan
yang lainnya.
C. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengoperasian windlass
adalah :
1. Periksalah
apakah mungkin
kerjanya
terhalang obyek asing.
2. Berikan minyak pelumas pada semua tempat
pelumasan, tempatkan semuaminyak dan mangkok pelumas sesuai dengan aturan kerja
dan periksa pula permukaan minyak pelumas transmisi roda gigi.
3. Buka katup-katup penghembus dari
silinder dan katup saluran uap masuk.
4. Buka katup-katup pada saluran pipa pengisian uap masuk dari
windlass atau capstan dan keluarkan uap sisa
yang habis dipakai.
5. Pasang ban rem dan lepaskan
penarik-penarik kabel dari bagian penggerak.
6. Periksa
apakah kopling-kopling sudah terkait dengan benar.
7. Periksa apakah penggerak dengan
tangan terlepas sebagaimana mestinya.
8. Buka penuh katup pembuangan uap,
goncangkan katup pemasukan uap dan mulai penghembusan dan pemanasan
silinder-silinder windlass atau capstan.
9. Setelah pemanasan pendahuluan,
yakinkan bahwa mesin dapat digerakan sendiri dengan memutar porosnya bebrapa
putaran ke masing- masing arah. Apabila tidak ada suatu letusan
terdengar, maka windlass atau capstan siap bekerja.
Selama
operasional mesin, harus dilihat pengisian pelumas dan didengarkan suara-suara
yang timbul.Apabila terdengar suara tidak normal, maka windlass harus segera
dimatikan untuk diperiksa. Bila windlass dihentikan untuk waktu yang singkat,
maka katup uap masuk dan katup uap keluar harus ditutup dan katup penghembus
harus dibuka. Apabila windlass atau capstan tidak bekerja untuk jangka waktu
lama, maka kotoran dari minyak harus dibersihkan, katup-katup harus ditutup
dan kerja ban rem dan kopling-kopling harus dicoba.
joss
BalasHapusHow to choose the best wedding bands - Tioga - TikTok
BalasHapusHere are some of the 바카라 best wedding fram titanium oil filter bands available on the market today in titanium stronger than steel 2021: titanium mens ring Betrivers | titanium tubing The New York State Wedding Coalition | Golden Eagle | The Glamorous